POTENSI EKSTRAK BUAH BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) DALAM PENURUNAN KADAR β-CrossLaps TERHADAP PERBAIKAN MASSA TULANG TIKUS PUTIH BETINA PREMENOPAUSE GALUR Sprague dawley

Pada wanita, saat memasuki usia tua terjadi penurunan kadar hormon estrogen yang berdampak pada tulang. Terapi sulih hormon meningkatkan risiko kanker payudara dan penyakit kardiovaskular. Untuk mengatasi risiko tersebut, penelitian ini diarahkan pada penggunaan bahan alami. Tujuan penelitian ini un...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Insyirah Prabawati, - (Author)
Format: Book
Published: 2017-04-10.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pada wanita, saat memasuki usia tua terjadi penurunan kadar hormon estrogen yang berdampak pada tulang. Terapi sulih hormon meningkatkan risiko kanker payudara dan penyakit kardiovaskular. Untuk mengatasi risiko tersebut, penelitian ini diarahkan pada penggunaan bahan alami. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari efek potensi ekstrak buah buncis terhadap perbaikan massa tulang pada tikus betina premenopause. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental murni dengan mengukur kadar β-CrossLaps serum tikus menggunakan teknik ELISA dan absorbansinya dihitung dengan spektrofotometer. Kurva absorbansi diubah menjadi satuan µg/mL. Penelitian membagi 5 kelompok yang terdiri dari, kelompok negatif (CMC 1%), tiga dosis perlakuan, dan kontrol positif (etinilestradiol). Hasil penelitian ini menunjukkan CMC 1% terdapat peningkatan selisih rata-rata kadar β-CrossLaps, penurunan selisih rata-rata kadar β-CrossLaps pada kelompok ekstrak buah buncis dengan dosis 0.325 mg/hari, 0.65 mg/hari, dan 1.3 mg/hari secara berturut-turut 0.0006 µg/mL, 0.0074 µg/mL, dan 0.0085 µg/mL, dan penurunan selisih rata-rata kadar β-CrossLaps pada kelompok etinilestradiol sebesar 0.0088 µg/mL. Hasil Uji Kruskall-wallis didapatkan signifikasi bernilai 0.031 (<0.05). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak buah buncis dapat menurunkan β-CrossLaps, dan dosis terefektif pada dosis 1.3 mg/hari. Semakin tinggi dosis ekstrak buah buncis maka semakin tinggi penurunan kadar β-CrossLaps serum pada tikus premenopause, karena fitoestrogen dalam buah buncis mampu menduduki 17-beta estradiol pada reseptor estrogen.
Item Description:http://repository.upnvj.ac.id/2524/1/AWAL.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/2524/2/ABSTRAK.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/2524/3/BAB%20I.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/2524/4/BAB%20II.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/2524/5/BAB%20III.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/2524/6/BAB%20IV.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/2524/7/BAB%20V.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/2524/8/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/2524/9/RIWAYAT%20HIDUP.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/2524/10/LAMPIRAN.pdf