KERJASAMA MALACCA STRAIT PATROL DALAM MENGATASI PEMBAJAKAN DI SELAT MALAKAPERIODE 2011-2014

• Main Author: Choirun Nisa Rahmawati, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2015-01-27.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upnvj.ac.id/3642/1/AWAL.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3642/2/ABSTRAK.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3642/3/BAB%20I.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3642/4/BAB%20II.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3642/5/BAB%20III.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3642/6/BAB%20IV.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3642/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3642/8/RIWAYAT%20HIDUP.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3642/9/LAMPIRAN.pdf
• Keywords: JQ Political institutions Asia; JX International law; JZ International relations

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerjasama yang dijalin oleh Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand dalam kerangka Malacca Strait Patrol untuk mengatasi masalah pembajakan di Selat Malaka. Sejak dibentuk kerjasama pada tahun 2004, angka pembajakan sempat mengalami penurunan. Namun kemudian serangan pembajakan kembali terjadi pada tahun 2011 hingga tahun 2014. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan suatu permasalahan "bagaimana kerjasama Malacca Strait Patrol dalam menghadapi kasus pembajakan di Selat Malaka periode 2011-2014?". Penelitian ini bersifat kualitatif dan didukung oleh teori-teori dan data-data yang diinterpretasikan untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah. Teori yang digunakan adalah keamanan maritim, kerjasama keamanan dan konsep pembajakan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kerjasama yang dilakukan oleh keempat negara belum cukup maksimal dalam mengatasi permasalahan pembajakan di Selat Malaka. Hal ini dapat dilihat dari data terjadinya pembajakan yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO) yang kembali mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun 2014 dan mencapai angka lebih dari 67 kasus. Dalam hal ini masih banyak persoalan-persoalan yang dialami oleh keempat negara MSP, sehingga membuat kerjasama ini tidak berjalan dengan baik sebagaimana mestinya untuk jangka waktu yang panjang.