DIPLOMASI INDONESIA DALAM MENYIKAPI KEBIJAKAN MAXIMUM RESIDUES LIMITS (MRLs) DI JEPANG TERHADAP EKSPOR KOPI INDONESIA PERIODE 2009-2013

• Main Author: Darin Rido Suhada, - (Author)
• Format: Book
• Published: 2015-01-26.
• Subjects: Thesis; NonPeerReviewed
• Online Access: Link Metadata
• Notes: http://repository.upnvj.ac.id/3714/1/AWAL.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3714/2/ABSTRAK.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3714/3/BAB%20I.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3714/5/BAB%20II.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3714/6/BAB%20III.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3714/7/BAB%20IV.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3714/8/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3714/9/RIWAYAT%20HIDUP.pdf; http://repository.upnvj.ac.id/3714/10/LAMPIRAN.pdf
• Keywords: JQ Political institutions Asia; JZ International relations

Skripsi ini membahas mengenai diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam menyikapi kebijakan Maximum Residues Limits (MRLs) di Jepang terhadap ekspor kopi Indonesia periode 2009-2013. Munculnya suatu hambatan perdagangan dalam ekspor kopi Indonesia ke Jepang disebabkan karena dalam kebijakan MRLs, Jepang penetapan MRL pestisida carbaryl pada biji kopi sebesar 0,01 ppm. Dalam menyelesaikan masalah ini, Indonesia melakukan upaya diplomasi agar Jepang mau merevisi ketetapan residu pestisida carbaryl nya tersebut. Untuk menyusun skripsi ini, digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif untuk menjelaskan diplomasi yang dilakukan Indonesia sebagai upaya menyelesaikan hambatan perdagangan dengan Jepang. Sumber data yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu pertama, data primer yang berasal dari hasil riset berupa wawancara serta dokumen resmi yang dikeluarkan pemerintah. Kedua, data sekunder yang berasal dari buku-buku, jurnal, serta website yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Hasil yang diperoleh dari beberapa upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam masalah ini, yaitu pemeriksaan terhadap kopi Indonesia ke Jepang berubah dari 100% menjadi 30%. Dalam masa transisis tersebut kopi Indonesia diawasi selama beberapa bulan. Jika tidak ada pelanggaran yang terjadi maka pemeriksaan akan dihentikan. Namun, jika masih terjadi pelanggaran, pemeriksaan wajib akan diberlakukan kembali.