HUBUNGAN STATUS GIZI, AKTIFITAS FISIK, DAN KONSUMSI MINUMAN BERKAFEIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI TINGKAT II FIKES UPN "VETERAN" JAKARTA
Dismenore primer yang terjadi pada usia remaja dapat menimbulkan dampak bukan hanya secara fisik tetapi juga psikologis. Beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor resiko dismenore primer adalah status gizi yang tidak normal, kurangnya aktifitas fisik, dan konsumsi kafein ya...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2016-05-23.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Dismenore primer yang terjadi pada usia remaja dapat menimbulkan dampak bukan hanya secara fisik tetapi juga psikologis. Beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor resiko dismenore primer adalah status gizi yang tidak normal, kurangnya aktifitas fisik, dan konsumsi kafein yang berlebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status gizi, aktifitas fisik, dan konsumsi minuman berkafein dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi tingkat II FIKES UPN "Veteran" Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 157 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel proportionate stratified random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi untuk menentukan status gizi dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, aktifitas fisik dan konsumsi minuman berkafein dilakukan dengan metode wawancara berdasarkan kuesioner, sedangkan karakteristik menstruasi dan kejadian dismenore primer dilakukan dengan metode angket melalui kuesioner serta diolah dan dianalisa secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian dengan uji Chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi (p=0,155), aktifitas fisik (p=0,570), dan konsumsi minuman berkafein (p=0,763) dengan kejadian dismenore primer. Selain itu, untuk usia menarche (p=0,933), lama menstruasi (p=1,000) dan siklus menstruasi (p=0,703) juga tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna dengan kejadian dismenore primer. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upnvj.ac.id/5038/1/AWAL.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/2/ABSTRAK.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/3/BAB%20I.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/4/BAB%20II.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/5/BAB%20III.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/6/BAB%20IV.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/7/BAB%20V.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/8/BAB%20VI.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/9/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/10/RIWAYAT%20HIDUP.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5038/11/LAMPIRAN.pdf |