METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK MENGUJI KELAYAKANPESAWAT PENGGANTI F-5E TIGER II DI MABES TNI ANGKATAN UDARA JAKARTA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemilihan pesawat pengganti F-5E Tiger II dengan menggunakan metode AHP . Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat dideskripsikan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Arif Mustofa, - (Author)
Format: Book
Published: 2017-06-16.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemilihan pesawat pengganti F-5E Tiger II dengan menggunakan metode AHP . Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat dideskripsikan bahwa berdasarkan kajian TNI AU pemilihan pesawat pengganti F-5E Tiger didasarkan pada tiga aspek utama yaitu aspek operasi, aspek teknis dan aspek non teknis. Hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa memilih empat jenis pesawat yang akan menjadi pilihan utama dalam penentuan pesawat pengganti F-5E Tiger, dengan urutan alternatif pilihan SU-35 Super Flanker, F-16 Blok 60, Gripen Next Generation, dan Dassault Rafale. Keempat alternatif pilihan tersebut sudah dipertimbangkan dilihat dari segala aspek yang memenuhi kriteria operasi maupun perkembangan geo-politik dan geo-ekonomi pada masa mendatang. Sedangkan berdasarkan hasil analisis dengan metode AHP dapat dideskripsikan bahwa kajian dibatasi pada tiga alternatif pesawat pengganti, yaitu pesawat Su-35, F-16 dan Grippen yang sudah dipilih sebagai alternatif dari hasil kajian TNI AU. Hasil perhitungan dengan metode AHP menunjukkan bahwa Composite Weight terbesar dari perbandingan kriteria dengan alternatif yang ada adalah pada pesawat SU-35 Super Flanker, sehingga keputusan pemilihan pesawat pengganti F-5E Tiger II dengan nilai Composite Weight tertinggi pada pesawat SU- 35 Super Flanker dan secara berturut-turut pilihan berikutnya adalah pesawat F-16 Blok 60 dan pesawat Gripen NG. Nilai Composite Weight untuk SU-35 Super Flanker sebesar 0,279, F-16 Blok 60 sebesar 0,220 dan Gripen NG sebesar 0,210.
Item Description:http://repository.upnvj.ac.id/5279/1/AWAL.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/5279/2/ABSTRAK.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/5279/3/BAB%20I.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/5279/4/BAB%20II.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/5279/5/BAB%20III.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/5279/6/BAB%20IV.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/5279/7/BAB%20V.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/5279/8/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/5279/9/RIWAYAT%20HIDUP.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/5279/10/LAMPIRAN.pdf