HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI,KEBIASAAN SARAPAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGANGIZI LEBIH PADA SISWA DI SDN DEPOK BARU VITAHUN 2017
Gizi lebih menjadi salah satu masalah di masyarakat pada saat ini. Gizi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan angka kecukupan gizi, kebiasaan tidak sarapan pagi, aktivitas fisik yang rendah, faktor genetik maupun faktor lingkungan. Dampak yang dihasilkan jika...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2017-07-05.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Gizi lebih menjadi salah satu masalah di masyarakat pada saat ini. Gizi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan angka kecukupan gizi, kebiasaan tidak sarapan pagi, aktivitas fisik yang rendah, faktor genetik maupun faktor lingkungan. Dampak yang dihasilkan jika seorang anak usia sekolah mengalami gizi lebih antara lain memicu depresi, merusak lever (hati) penyakit jantung koroner, diabetes, stroke dan Osteoarthritis. Di Indonesia, prevalensi gizi lebih pada anak usia 6-12 tahun sebesar 9.2%. kejadian gizi lebih di Depok pada usia anak sekolah dasar sebesar 23.6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan zat gizi, kebiasaan sarapan dan aktivitas fisik dengan status gizi lebh di SDN Depok Baru VI tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 52 responden dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Analisa bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecukupan energi dengan gizi lebih (p value = 0.022), terdapat hubungan antara tingkat kecukupan lemak dengan gizi lebih (p value = 0.022), terdapat hubungan antara tingkat kecukupan karbohidrat dengan gizi lebih (p value = 0.044) dan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi lebih (p value = 0.031). Namun tidak terdapat hubungan antara tingkat kecukupan protein dengan gizi lebih (p value = 0.168) dan tidak terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan gizi lebih (p value = 0.060). |
---|---|
Item Description: | http://repository.upnvj.ac.id/825/2/AWAL.pdf http://repository.upnvj.ac.id/825/1/ABSTRAK.pdf http://repository.upnvj.ac.id/825/3/Bab%20I.pdf http://repository.upnvj.ac.id/825/4/BAB%20II.pdf http://repository.upnvj.ac.id/825/5/BAB%20III.pdf http://repository.upnvj.ac.id/825/6/BAB%20IV.pdf http://repository.upnvj.ac.id/825/7/BAB%20V.pdf http://repository.upnvj.ac.id/825/8/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.upnvj.ac.id/825/9/DAFTAR%20RIWAYAT%20HIDUP.pdf http://repository.upnvj.ac.id/825/10/LAMPIRAN.pdf |