PENETAPAN ETANOL HASIL FERMENTASI Saccharomyces cerevisiae DENGAN SUBSTRAT UMBI GANYONG (Canna edulis Ker.)

Fermentasi alkohol dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba yang mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan karbondioksida dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae. Umbi ganyong (Canna edulis Ker.) mengandung karbohidrat sebesar 22,60 gram dalam 100 gram ganyong sehingga dapat digunakan dalam pemb...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: INSANI, DIANA ASUH (Author)
Format: Book
Published: 2007.
Subjects:
Online Access:Connect to this object online
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Fermentasi alkohol dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba yang mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan karbondioksida dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae. Umbi ganyong (Canna edulis Ker.) mengandung karbohidrat sebesar 22,60 gram dalam 100 gram ganyong sehingga dapat digunakan dalam pembuatan etanol melalui proses fermentasi. Untuk meningkatkan aktivitas mikroba digunakanan ammonium sulfat. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui adakah perbedaan etanol yang diproduksi bila dalam fermentasi ditambahkan ammonium sulfat. (2) berapakah kadar etanol yang dihasilkan dalam fermentasi tersebut. Umbi ganyong difermentasikan dengan inokulum Saccharomyces cerevisiae dengan 2 perlakuan yaitu (1) media dengan ammonium sulfat, (2) media tanpa ammonium sulfat. Fermentasi dilakukan pada pH 4,5-6,0 dan suhu kamar. Sampel disampling setiap hari selama 6 hari dan kemudian di Uji kualitatif (uji iodoform dan uji organoleptis) dan Uji kuantitatif (menghitung bobot kering mikroba dan penetapan kadar etanol dengan kromatografi gas).Kurva baku dibuat menggunakan seri kadar etanol 0,01%; 0,1%; 1% dan propanol sebagai internal standar.Dari kadar yang didapat dianalisis dengan t test untuk mengetahui adakah perbedaan kadar etanol yang dihasilkan tiap sampel pengambilan. Uji iodoform diperoleh hasil yang positif (bau iodoform) setelah cuplikan sampel ditambahkan natrium hidroksida 10 % dan larutan iodium 0,1 N dan selama fermentasi terjadi perubahan warna dan kekeruhan. Untuk uji bobot kering diketahui pertumbuhan mikroba maksimum pada hari ke-4 sebesar 70 mg untuk media dengan ammonium sulfat dan hari ke-2 sebesar 80 mg untuk media tanpa ammonium sulfat. Kadar maksimum yang diperoleh 0,15 % untuk media tanpa ammonium sulfat dan 0,09 % untuk media dengan ammonium sulfat. Hasil analisis uji t didapatkan t hitung sebesar 0,523 dengan probabilitas 0,334 (>0,05 ), maka terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kadar etanol dari hasil fermentasi dengan media ammonium sulfat dan tanpa ammonium sulfat.
Item Description:https://eprints.ums.ac.id/15190/1/1._COVER.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15190/2/2._PENDAHULUAN.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15190/4/3._BAB_I.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15190/5/4._BAB_II.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15190/8/5._BAB_III.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15190/9/6._BAB_IV.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15190/11/7._DAFTAR_PUSTAKA.pdf
https://eprints.ums.ac.id/15190/13/8._LAMPIRAN.pdf