PENGEMBANGAN MODELPEMBELAJARAN KOLABORATIF BERBASIS KOMUNITASDALAM MEMBINA KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA : Studi Pengembangan Pada Yayasan Rumah Cemara di Bandung

Korban penyalahgunaan Napza semakin meningkat secara masif. Korban kategori ketergantungan menjalani kehidupannya secara disfungsional, maka mereka memerlukan reedukasi agar kembali berfungsinya kesehatan fisik, mental, spiritual, emosi dan sosial. Tumbuh kesadaran untuk hidup saling menguatkan anta...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Atang Setiawan, - (Author)
Format: Book
Published: 2012-08.
Subjects:
Online Access:Link Metadata
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!

MARC

LEADER 00000 am a22000003u 4500
001 repoupi_113182
042 |a dc 
100 1 0 |a Atang Setiawan, -  |e author 
245 0 0 |a PENGEMBANGAN MODELPEMBELAJARAN KOLABORATIF BERBASIS KOMUNITASDALAM MEMBINA KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA : Studi Pengembangan Pada Yayasan Rumah Cemara di Bandung 
260 |c 2012-08. 
500 |a http://repository.upi.edu/113182/1/D_PLS_0708457_TItle.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113182/2/D_PLS_0708457_Chapter1.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113182/3/D_PLS_0708457_Chapter2.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113182/4/D_PLS_0708457_Chapter3.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113182/5/D_PLS_0708457_Chapter4.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113182/6/D_PLS_0708457_Chapter5.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113182/7/D_PLS_0708457_Bibliography.pdf 
500 |a http://repository.upi.edu/113182/8/D_PLS_0708457_Appendix.pdf 
520 |a Korban penyalahgunaan Napza semakin meningkat secara masif. Korban kategori ketergantungan menjalani kehidupannya secara disfungsional, maka mereka memerlukan reedukasi agar kembali berfungsinya kesehatan fisik, mental, spiritual, emosi dan sosial. Tumbuh kesadaran untuk hidup saling menguatkan antara mereka sehingga terbentuk komunitas sebagai sarana saling membelajarkan. Dalam komunitas terjadi proses interaksi, kerja sama dan sating membantu agar terbebas dari ketergantungan Napza. Fenomena ini disebut pendidikan berbasis komunitas dalam upaya menanggulangi korban Napza. Ditinjau dari pendidikan berbasis komunitas yang berkembang di Rumah Cerama, ada dua masalah yang dirumusan, yaitu: I. Masalah pembinaan berbasis komunitas dalam kelembagaan 2. Masalah pembelajaran berbasis komunitas yang terjadi pada konteks sesi-sesi yang merupakan setting kelompok. Tujuan pada penelitian ini yaitu mendesk:ripsikan pembinaan berbasis komunitas dan mengembangkan model pembelajaran kolaboratif berbasis komunitas dalam rnembina korban penyalahgunaan Napza serta menguji efektifitas model pembelajaran kolaboratif yang dikontrol oleh self-efficacy terhadap peningkatan kecerdasan emosi dan sosial korban penyalahgunaan Napza di yayasan Rumah Cemara. Metoda yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan pada saat mendeskripsikan pembinaan korban penyalahgunaan Napza dan merekonstruksi secara empirik model pembelajaran kolaboratif berbasis komunitas. Pendekatan deskripstif kuantiutif digunakan pada saat menguji efektivitas model yang telah dikonstruksi secara empirik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: l. Program pembinaan korban peuyalahgunaan Napza telah menunjukkan kemampuan self-help antar warga belajar, tumbuhnva kemampuan leadership dan toleransi yang kuat sesuai dengan prinsip accept diversity. 2. Pembelajaran kolaboratif yang terjadi antar warga belajar didukung motivasi, fasilitasi dan mediasi teman sebaya, orang tua dan pengelola yayasan dikembangkan atas dasar prinsip interaktif, sharing dan replektif membawa pada konsekuensi dirnensi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bukan hanya dikuasai oleh tutor, tetapi perlu dukungan teman sebaya, orang tua, pengelola dan warga belajar. 3. Efek- tivitas model pembelajaran kolaboratif berbasis komunitas tersebut terlihat dari perolehan skor kecerdasan emosi dan sosial warga belajar yang cenderumg meningkat selama empat sesi pertemuan pada saat yang bersamaan terkonstruksi model tersebut. 4. Model pembelajaran diimplementasikan pada subyek yang lain pada tempat yang berbeda menghasilkan perbedaan perolehan skor pre-test dan post-test warga belajar yang dianalisis melalui one group pre-test post-test design. fmplikasi dan rekomendasi hasil penelitian tersebut setidaknya berorientasi pada prinsip bahwa interaksi pembelajaran pada sesi-sesi di pusat-pusat therapeutic community setidaknya dilihat sebagai proses edukasi humanistik yang memandang warga belajar sebagai subyek. 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
546 |a en 
690 |a L Education (General) 
690 |a LB Theory and practice of education 
655 7 |a Thesis  |2 local 
655 7 |a NonPeerReviewed  |2 local 
787 0 |n http://repository.upi.edu/113182/ 
787 0 |n http://repository.upi.edu 
856 |u https://repository.upi.edu/113182  |z Link Metadata