STRATEGI MENYELESAIKAN KONFLIK PERBATASAN TERITORIAL DAN PERBATASAN MARITIM DENGAN DAMAI DI LAUT CHINA SELATAN
Konflik Laut Cina Selatan menjadi jalan baru dalam memperebutkan sumber daya alam, gas dan energy, dimana beberapa negara melakukan klaim yang saling bertentangan atas Kepulauan Spratly dan Paracel, serta melancarkan klaim territorial dan batas maritime di Laut Cina Selatan. Negara yang melakukan kl...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book |
Published: |
2015-07-30.
|
Subjects: | |
Online Access: | Link Metadata |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Konflik Laut Cina Selatan menjadi jalan baru dalam memperebutkan sumber daya alam, gas dan energy, dimana beberapa negara melakukan klaim yang saling bertentangan atas Kepulauan Spratly dan Paracel, serta melancarkan klaim territorial dan batas maritime di Laut Cina Selatan. Negara yang melakukan klaim tersebut adalah Republik Rakyat Cina, Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Kawasan Laut Cina Selatan menjadi wilayah dengan atraksi besar dan juga sangat dinamis, dengan pertumbuhan dan fluktuasi ekonomi yang mempengaruhi geopolitik dan geoekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ditambah dengan regionalisme dan globalisasi, menghasilkan implikasi munculnya masalah yang berkaitan dengan keamanan maritim, perbatasan territorial, sengketa wilayah yang kaya akan sumber daya, isu-isu lingkungan, illegal mining, illegal logging, terrorism, kriminalitas lintas negara, bencana alam, keamanan energi, dan keamanan bernavigasi. TNI AL sebagai komponen kekuatan nasional berpartisipasi dalam strategi nasional ke dalam strategi angkatan laut dan operasionalisasi dalam diplomasi angkatan laut dan latihan multilateral guna meningkatkan kapabilitas pertahanan maritime antar angkatan laut di wilayah Laut Cina Selatan, terutama bersama negara ASEAN, Amerika Serikat, dan Republik Rakyat Cina. Kerja sama maritim regional kawasan menjadi pilihan cerdas ketika stabilitas menjadi tujuan semua negara untuk menjaga keamanan regional di Laut Cina Selatan. TNI AL membutuhkan dukungan pemerintah agar mempunyai daya penggetar dengan dilengkapi armada yang kuat, professional untuk melakukan kesiapsiagaan, dalam pengendalian laut agar menjadi "angkatan laut kelas dunia" untuk menjaga perdamaian di Laut Cina Selatan. |
---|---|
Item Description: | http://repository.upnvj.ac.id/5986/2/AWAL.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5986/1/ABSTRAK.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5986/3/BAB%20I.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5986/18/BAB%20II.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5986/19/BAB%20III.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5986/8/BAB%20IV.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5986/7/BAB%20V.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5986/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5986/6/RIWAYAT%20HIDUP.pdf http://repository.upnvj.ac.id/5986/5/LAMPIRAN.pdf |